Institut Akuntan Publik Indonesia

Sejarah

IAPI mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang, dimulai dari didirikannya Ikatan Akuntan Indonesia di tahun 1957 yang merupakan perkumpulan akuntan Indonesia yang pertama. Perkembangan profesi dan organisasi Akuntan Publik di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari perkembangan perekonomian, dunia usaha dan investasi baik asing maupun domestik, pasar modal serta pengaruh global. Secara garis besar tonggak sejarah perkembangan profesi dan organisasi akuntan publik di Indonesia memang sangat dipengaruhi oleh perubahan perekonomian negara pada khususnya dan perekonomian dunia pada umumnya.
[sunting] Ikatan Akuntan Indonesia

Di awal masa kemerdekaan Indonesia, warisan dari penjajah Belanda masih dirasakan dengan tidak adanya satupun akuntan yang dimiliki atau dipimpin oleh bangsa Indonesia. Pada masa ini masih mengikuti pola Belanda masih diikuti, dimana akuntan didaftarkan dalam suatu register negara. Di negeri Belanda sendiri ada dua organisasi profesi yaitu Vereniging van Academisch Gevormde Accountans (VAGA ) yaitu ikatan akuntan lulusan perguruan tinggi dan Nederlands Instituut van Accountants (NIvA) yang anggotanya terdiri dari lulusan berbagai program sertifikasi akuntan dan memiliki pengalaman kerja. Akuntan-akuntan Indonesia pertama lulusan periode sesudah kemerdekaan tidak dapat menjadi anggota VAGA atau NIvA.

Situasi ini mendorong Prof. R. Soemardjo Tjitrosidojo dan empat lulusan pertama FEUI yaitu Drs. Basuki T.Siddharta, Drs. Hendra Darmawan, Drs. Tan Tong Joe dan Drs. Go Tie Siem memprakarsai berdirinya perkumpulan akuntan Indonesia yang dinamakan Ikatan Akuntan Indonesia yang disingkat IAI pada tanggal 23 Desember 1957 di Aula Universitas Indonesia.
[sunting] Ikatan Akuntan Indonesia – Seksi Akuntan Publik (IAI-SAP)

Di masa pemerintahan orde baru, terjadi banyak perubahan signifikan dalam perekonomian Indonesia, antara lain seperti terbitnya Undang-Undang Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam negeri (PMDN) serta berdirinya pasar modal. Perubahan perekonomian ini membawa dampak terhadap kebutuhan akan profesi akuntan publik, dimana pada masa itu telah berdiri banyak kantor akuntan Indonesia dan masuknya kantor akuntan asing yang bekerja sama dengan kantor akuntan Indonesia. 30 tahun setelah berdirinya IAI, atas gagasan Drs. Theodorus M. Tuanakotta, pada tanggal 7 April 1977 IAI membentuk Seksi Akuntan Publik sebagai wadah para akuntan publik di Indonesia untuk melaksanakan program-program pengembangan akuntan publik.
[sunting] Ikatan Akuntan Indonesia – Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP)

Dalam kurun waktu 17 tahun sejak dibentuknya Seksi Akuntan Publik, profesi akuntan publik berkembang dengan pesat. Seiring dengan perkembangan pasar modal dan perbankan di Indonesia, diperlukan perubahan standar akuntansi keuangan dan standar profesional akuntan publik yang setara dengan standar internasional. Dalam Kongres IAI ke VII tahun 1994, anggota IAI sepakat untuk memberikan hak otonomi kepada akuntan publik dengan merubah Seksi Akuntan Publik menjadi Kompartemen Akuntan Publik.
[sunting] Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)

Setelah hampir 50 tahun sejak berdirinya perkumpulan akuntan Indonesia, tepatnya pada tanggal 24 Mei 2007 berdirilah Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) sebagai organisasi akuntan publik yang independen dan mandiri dengan berbadan hukum yang diputuskan melalui Rapat Umum Anggota Luar Biasa IAI – Kompartemen Akuntan Publik.

Berdirinya Institut Akuntan Publik Indonesia adalah respons terhadap dampak globalisasi, dimana Drs. Ahmadi Hadibroto sebagai Ketua Dewan Pengurus Nasional IAI mengusulkan perluasan keanggotaan IAI selain individu. Hal ini telah diputuskan dalam Kongres IAI X pada tanggal 23 Nopember 2006. Keputusan inilah yang menjadi dasar untuk merubah IAI – Kompartemen Akuntan Publik menjadi asosiasi yang independen yang mampu secara mandiri mengembangkan profesi akuntan publik. IAPI diharapkan dapat memenuhi seluruh persyaratan International Federation of Accountans (IFAC) yang berhubungan dengan profesi dan etika akuntan publik, sekaligus untuk memenuhi persyaratan yang diminta oleh IFAC sebagaimana tercantum dalam Statement of Member Obligation (SMO).

Pada tanggal 4 Juni 2007, secara resmi IAPI diterima sebagai anggota asosiasi yang pertama oleh IAI. Pada tanggal 5 Februari 2008, Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Menteri Keuangan Nomor 17/PMK.01/2008 mengakui IAPI sebagai organisasi profesi akuntan publik yang berwenang melaksanakan ujian sertifikasi akuntan publik, penyusunan dan penerbitan standar profesional dan etika akuntan publik, serta menyelenggarakan program pendidikan berkelanjutan bagi seluruh akuntan publik di Indonesia.
[sunting] Ketua

* Drs. Theodorus M. Tuanakotta (IAI-SAP, 1977- s.d. 1979)
* Drs. M.P. Sibarani (IAI-SAP, 1979 s.d. 1984)
* Drs. Ruddy Koesnadi (IAI-SAP/IAI-KAP, 1984 s.d. 1995)
* Drs. Iman Sarwoko (IAI-KAP, 1995 s.d. 1997)
* Drs. Amir Abadi Jusuf (IAI-KAP, 1997 s.d. 1999)
* Drs. Ahmadi Hadibroto (IAI-KAP, 1999 s.d. 2003)
* Dra. Tia Adityasih (IAI-KAP, 2003 s.d. 24 Mei 2007)
* Dra. Tia Adityasih (IAPI, 24 Mei 2007 s.d. sekarang)

[sunting] Kegiatan

* Penyusunan Standar Profesional Akuntan Publik
* Penyusunan Kode Etik Profesi Akuntan Publik
* Penyelenggaraan Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP)
* Penyelenggaraan Pendidikan Profesional Berkelanjutan (PPL)

cv

MENIXCO
Jl.Cendrawasih No 9A Rt06/07, Jakarta Barat 11730
Phone. 085716553469
menixco@yahoo.com

CURRICULUM VITAE
Name : Menixco
Place & Date of Birth : Jakarta, December 20th 1989
Religion : Christian
Gender : Male
Height / weight : 167 cm / 68 kg
Marital status : Single
Nationality : Indonesian
Hobbies : Playing football
Career Objectives






Formal Education

 2007 - Present
 2004 – 2007 GUNADARMA UNIVERSITY, Accounting major
SMAN 33, Jakarta, Senior High School
 2001 – 2004 SLTPN 248, Jakarta, Junior High School
 1995 – 2001 SDN 18 Pagi, Jakarta, Elementary School

Non Formal Education
 2005-2006
 June, 2009 PEC, General English, Intermediate1
Seminar ‘Pembentukan Karakter”
 November, 2009 Brevet A

Ted Turner

TED TURNER : RAJA MEDIA YANG TIDAK TAKUT GAGAL

CNN dengan breaking news-nya yang disiarkan langsung dari manca Negara, TNT dengan film-film klasik Hollywoodnya. Cartoon Network dengan film-film kartunnya untuk anak-anak, telah merajai pertelevisian dunia selama decade terakhir. Siapa tokoh dibalik sukses televisi-televisi satelit dengan jam tayang 24 jam dan ditonton hampir diseluruh pelosok mancanegara tersebut? Siapa lagi kalo bukan Ted Tunrner, yang lahir tanggal 14 November 1938 di Cincinnati. Simak rahasia sukses sang raja media ini.

Memandang Jauh
Pada tahun 1970-an Ted Turner membeli WTBS, TV swasta di Atlanta Georgia. Dengan visinya yang jauh kedepan dia memperkuat tv tersebut dengan memanfaatkan teknologi satelit (yang pada saat itu belum mendapat perhatian dari media). Teknologi ini telah merubah stasiun tv local tersebut menjadi sebuah stasiun tv super dengan siaran yang dipancarluaskan ke seluruh dunia. Kemudian, dia dengan ide-idenya yang selalu futuristic, pada tahun 1980-an (pada saat televise lain masih berkutat dengan lingkungan lokaldan nasional) melakukan ekspansi lagi dengan mendirikan CNN, tv berita inovatif yang memancarkan siaran keseluruh dunia. Popularitas CNN meningkat dengan tajam karena mampu menghadirkan berita-berita “langsung” dari tempat kejadian yang dipancarluaskan melalui satelit (tv lain menyiarkannya hari berikutnya). Popularitas CNN sebagai tv berita menjadi lebih membahana keseluruh dunia setelah berhasil menyiarkan secara langsung perang teluk yang menghebohkan ditahun 1990-an.

Tak takut gagal
Kehidupan keluarga Ted Turner diselimuti kegagalan dan kesulitan. Bisnisnya pun tak luput dari ancaman kebangkrutan yang telah dialaminya sebanyak empat kali. Tetapi dia tidak gampang menyerah. Ketika ayahnya meninggal dunia karena bunuh diri dan kakaknya meninggal karena sakit, Ted yang waktu itu masi berumur dua puluhan tidak terbawa kepada kesedihan yang berkepanjangan. Dengan tekat juang tinggi ia bangkit dari kepedihan untuk membangun bisnis papan iklan yang diwariskan kepadanya. Bisnis yang hampir bangkrut ini kemudian dijual dan ia mengakuisisi sebuah stasiun tv local dan mulai berkarya dibisnisnya yang baru. Beberapa kali dia hampir gulung tikar tetapi Ted tidak pernah menyerah. Ia selalu mencari cara untuk bangkit dari kegagalan: mencoba pandangan baru, mencari cara baru, dan mengeksplorasi teknologi baru. Hasilnya adalah: Televisi satelit pertama di dunia yang memberitakan secara langsung berbagai pertandingan olahraga.

Jiwa Pemenang
Pemenang umumnya tampil beda, bertindak cepat, dan selalu berada jauh didepan lawan-lawannya. Ketiga kunci sukses inilah yang menjiwai Ted Turner untuk selalu berusaha yang terbaik untuk tampil sebagai pemenang baik di lapangan olahraga yang ditekuninya (ia berhasil memboyong berbagai medali dan penghargaan olahraga) maupun diarena persaingan bisnis.

Sumber : Tulisan Roy Sembel dan Tim BizCard dalam www.sinarharapan.co.id

tugas kode etik akuntan

KODE ETIK AKUNTAN
IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Umum
Pasal 1 : Tiap anggota dalam menjalankan pekerjaan sebagai akuntan berkewajiban untuk menjauhkan diri dari segala sesuatu yang dapat merugikan martabat dan kehormatan akuntan.

Pelaksanaan Pekerjaan Akuntan
Pasal 2 : Tiap anggota diwajibkan untuk melaksakan pekerjaan sebagai akuntan sebaik-baiknya sehingga hasil pekerjaan tersebut sesuai dengan keyakinanakan kebenaran pendapatnya.

Laporan Akuntan dan Pernyataan
Pasal 3 : Tiap anggota yang menjalankan pekerjaan sebagai akuntan berkewajiban untuk memberikan atau melaporkan hasil pekerjaannya sedemikian rupa sehingga dapat dimengerti oleh yang berkepentingan
Pasal 4 : Laporan akuntan dalam general audit akan berupa pernyataan mengenai laporan tahunan yang terdiri dari neraca, perhitungan laba rugi dan keterangan lain
Pasal 5 : Tanda tangan akuntan pada setiap hasil pekerjaannya sebagai akuntan harus disertai keterangan yang cukup mengenai maksud dibubuhkannya tanda tangan tersebut
Pasal 6 : Tiap anggota yang tidak bekeja sebagai akuntan public tidak dibenarkan memberikan pernyataan akuntan terkecuali kepada atasannya. Pernyataan tersebut harus ditandatangani sebagai akuntan intern
Pasal 7 : Tiap anggota yang menerima tugas general audit tidak dibenarkan memberikan pernyataan akuntan bila ia tidak secara langsung melaksanakan pekerjaan tersebut
Pasal 8 : Tiap anggota dalam menjalankan general audit tidak diperbolehkan memberikan pernyataan akuntan terhadap laporan tahunan badan-badan, perseroan-perseroan dan perorangan yang sedang diperiksanya, bila ia mempunyai kepentingan financial didalamnya

Honorarium
Pasal 9 : Honorarium akuntan tidak boleh tergantung pada hasil pekerjaannya

Rahasia Jabatan
Pasal 10 : Keterangan pada pihak memberikan tugas dapat diberikan apabila diwajibkan oleh undang-undang/hukum

Kerja Sama
Pasal 11 : Dalam melaksanakan pekerjaan akuntan dilakukan bersama antara beberapa anggota dibawah satu nama, maka sesuai dengan itu tanggungjawab mengenai peraturan pelaksanaan pekerjaan akuntan ditanggung bersama
Pasal 12 : Dalam melaksanakan pekerjaa akuntan yang dilakukan dengan menggunakan tenaga ahli lain bukan akuntan, maka pekerjaan seluruhnnya dianggap sebagai pekerjaan akuntan
Pasal 13 : Tiap anggota tidak boleh membiarkan namanya digunakan sebagai akuntan public oleh orang lain bukan akuntan, kecuali dalam hubungan asosiasi secara formal dan kecuali bila bekerja dibawah pimpinan dan tanggungjawabnya
Reklame
Pasal 14 : Tiap anggota yang menjalankan pekerjaannya sebagai akuntan public dilarang untuk mengusahakan reklame atau membiarkan reklame diusahakan untuk kepentingannya
Pasal 15 : Seorang anggota akuntan dilarang mempekerjakan atau menawarkan pekerjaan kepada pegawai rekan akuntan lainnya, tanpa terlebih dahulu memberitahukan kepada rekan tersebut
Pasal 16 : Tiap anggota tidak dibenarkan untuk membayarkan atau memberi ganti rugi, komisi atau sumbangan dalam bentuk apapun juga untuk memperoleh nasabah atau tugas pekerjaan akuntan, kecuali dalam hal pengoperan kantor akuntan atau pengoperan pekerjaan akuntan public
Pasal 17 : a) Akuntan public tidak dibenarkan meminta pekerjaan atau menyuruh orang lain meminta pekerjaan, kecuali ada permintaan yang diajukan kepadanya
b) Bila permintaan tersebut berasal dari pihak yang sudah atau pernah menugaskan akuntan lain untuk melakukan pekerjaan akuntan maka ia tidak boleh memenuhi permintaan tersebut, tanpa terlebih dahulu mendapat keterangan dari akuntan yang terlebih dahulu
c) Ayat 2 diatas tidak berlaku bila keadaan tidak memungkinkan
d) Melamar pekerjaan sebagai pegawai tidak termasuk dalam arti pasal 1
Pasal 18 : Akuntan public tidak dibenarkan menjalankan pekerjaan promotornya seperti dalam penjualan saham dan surat berharga lainnya.

Dewan Kehormatan
Pasal 19 : Untuk memelihara dan terjamin terlaksananya kode etik IAI dibentuk dewan kehormatan
Pasal 20 : a) Personalia dewan kehormatan ditetapkan oleh kongres dan harus anggota IAI
b) Susunan dewan kehormatan terdiri dari 5 (lima) orang yang seorang ketuanya ditetapkan dan dipilih oleh mereka
c) Selain itu kongres juga memilih 5 (lima) orang pengganti yang akan bertindak selaku pengganti jika ternyata kemudian ada seorang atau lebih diantara anggota dewan kehormatan diatas nyata tidak mungkin atau tidak layak berfungsi sebagai anggota dewan dimaksud
d) Personalia dewan kehormatan IAI terdiri dari 2 (dua) orang anggota akuntan public, 2(dua) orang akuntan pemerintah dan 1 (satu) orang akuntan dari unsure lain
Pasal 21 : Dewan kehormatan IAI bertanggung jawab kepada kongres
Pasal 22 : Masa kerja dewan kehormatan IAI berlaku untuk masa diantara 2 (dua) kongres

Pengaduan
Pasal 23 : Dewan kehormatan hanya bertindak jika ada pengaduan tertulis mengenai pelanggaran terhadap kode etik yang dilakukan oleh anggota

Sanksi
Pasal 24 : a) Sanksi terhadap pelanggaran kode etik secara berurutan adalah sebagai berikut
1. Peringatan tertulis
2. Teguran tertulis
3. Schorsing untuk masa tertentu
4. Pemecatan
b) Dalam hal sanksi berupa schorsing, maka tindakan ini disampaikan kepada seluruh IAI oleh dewan;jika tindakan berupa pemecatan maka hal ini hendaknya diumumkan kepada masyarakat

Banding
Pasal 25 : Tiap anggota yang terkena sanksi tersebut berhak untuk naik banding pada panitia banding
Panitia banding terdiri dari :
a) Dewan kehormatan
b) Pengurus pusat
c) Pengurus cabang yang bersangkutan

Rehabilitasi
Pasal 26 : Jika terdapat rehabilitasi maka harus pula diumumkan

Tata Kerja Dewan Kehormatan
Pasal 27 : Ketentuan dan tata kerja lebih lanjut mengenai dewan kehormatan ditetapkan oleh dewan dengan syarat tidak boleh menyimpang dari ketentuan diatas


Tugas Etika Profesi Akuntansi

Nama : Menixco
NPM : 20207709
Kelas : 3EB04
Sumber: Buku Akuntansi kelas2 SMA semester pertama
Pengarang: Drs.Amir Suhardimanto, M.M

Teknik sampling..

Populasi dan Teknik Sampling
Populasi atau universe adalah sekelompok orang, kejadian, atau benda, yang dijadikan obyek penelitian. Jika yang ingin diteliti adalah sikap konsumen terhadap satu produk tertentu, maka populasinya adalah seluruh konsumen produk tersebut. Jika yang diteliti adalah laporan keuangan perusahaan “X”, maka populasinya adalah keseluruhan laporan keuangan perusahaan “X” tersebut, Jika yang diteliti adalah motivasi pegawai di departemen “A” maka populasinya adalah seluruh pegawai di departemen “A”. Jika yang diteliti adalah efektivitas gugus kendali mutu (GKM) organisasi “Y”, maka populasinya adalah seluruh GKM organisasi “Y” .
Sampel adalah sebagian dari populasi. Artinya tidak akan ada sampel jika tidak ada populasi.
Cara pemilihan sampel dikenal dengan nama teknik sampling atau teknik pengambilan sampel .
Syarat sampel yang baik
Pertama : Akurasi atau ketepatan , yaitu tingkat ketidakadaan “bias” (kekeliruan) dalam sample. Dengan kata lain makin sedikit tingkat kekeliruan yang ada dalam sampel, makin akurat sampel tersebut. Tolok ukur adanya “bias” atau kekeliruan adalah populasi.
Cooper dan Emory (1995) menyebutkan bahwa “there is no systematic variance” yang maksudnya adalah tidak ada keragaman pengukuran yang disebabkan karena pengaruh yang diketahui atau tidak diketahui, yang menyebabkan skor cenderung mengarah pada satu titik tertentu. Sebagai contoh, jika ingin mengetahui rata-rata luas tanah suatu perumahan, lalu yang dijadikan sampel adalah rumah yang terletak di setiap sudut jalan, maka hasil atau skor yang diperoleh akan bias. Kekeliruan semacam ini bisa terjadi pada sampel yang diambil secara sistematis
Kedua : Presisi. Kriteria kedua sampel yang baik adalah memiliki tingkat presisi estimasi. Presisi mengacu pada persoalan sedekat mana estimasi kita dengan karakteristik populasi. Contoh : Dari 300 pegawai produksi, diambil sampel 50 orang. Setelah diukur ternyata rata-rata perhari, setiap orang menghasilkan 50 potong produk “X”. Namun berdasarkan laporan harian, pegawai bisa menghasilkan produk “X” per harinya rata-rata 58 unit. Artinya di antara laporan harian yang dihitung berdasarkan populasi dengan hasil penelitian yang dihasilkan dari sampel, terdapat perbedaan 8 unit. Makin kecil tingkat perbedaan di antara rata-rata populasi dengan rata-rata sampel, maka makin tinggi tingkat presisi sampel tersebut.
Ukuran sampel
Ukuran sampel atau jumlah sampel yang diambil menjadi persoalan yang penting manakala jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian yang menggunakan analisis kuantitatif. Pada penelitian yang menggunakan analisis kualitatif, ukuran sampel bukan menjadi nomor satu, karena yang dipentingkan alah kekayaan informasi. Walau jumlahnya sedikit tetapi jika kaya akan informasi, maka sampelnya lebih bermanfaat.
Teknik-teknik pengambilan sample
Secara umum, ada dua jenis teknik pengambilan sampel yaitu, sampel acak atau random sampling / probability sampling, dan sampel tidak acak atau nonrandom samping/nonprobability sampling. Yang dimaksud dengan random sampling adalah cara pengambilan sampel yang memberikan kesempatan yang sama untuk diambil kepada setiap elemen populasi. Artinya jika elemen populasinya ada 100 dan yang akan dijadikan sampel adalah 25, maka setiap elemen tersebut mempunyai kemungkinan 25/100 untuk bisa dipilih menjadi sampel. Sedangkan yang dimaksud dengan nonrandom sampling atau nonprobability sampling, setiap elemen populasi tidak mempunyai kemungkinan yang sama untuk dijadikan sampel. Lima elemen populasi dipilih sebagai sampel karena letaknya dekat dengan rumah peneliti, sedangkan yang lainnya, karena jauh, tidak dipilih; artinya kemungkinannya 0 (nol).
Probability/Random Sampling.
Syarat pertama yang harus dilakukan untuk mengambil sampel secara acak adalah memperoleh atau membuat kerangka sampel atau dikenal dengan nama “sampling frame”. Yang dimaksud dengan kerangka sampling adalah daftar yang berisikan setiap elemen populasi yang bisa diambil sebagai sampel.
Di samping sampling frame, peneliti juga harus mempunyai alat yang bisa dijadikan penentu sampel. Dari sekian elemen populasi, elemen mana saja yang bisa dipilih menjadi sampel?. Alat yang umumnya digunakan adalah Tabel Angka Random, kalkulator, atau undian. Pemilihan sampel secara acak bisa dilakukan melalui sistem undian jika elemen populasinya tidak begitu banyak. Tetapi jika sudah ratusan, cara undian bisa mengganggu konsep “acak” atau “random” itu sendiri.
1.Simple Random Sampling atau Sampel Acak Sederhana
Cara atau teknik ini dapat dilakukan jika analisis penelitiannya cenderung deskriptif dan bersifat umum. Perbedaan karakter yang mungkin ada pada setiap unsur atau elemen populasi tidak merupakan hal yang penting bagi rencana analisisnya.Prosedurnya :
1. Susun “sampling frame”
2. Tetapkan jumlah sampel yang akan diambil
3. Tentukan alat pemilihan sampel
4. Pilih sampel sampai dengan jumlah terpenuhi
2.Stratified Random Sampling atau Sampel Acak Distratifikasikan
Karena unsur populasi berkarakteristik heterogen, dan heterogenitas tersebut mempunyai arti yang signifikan pada pencapaian tujuan penelitian, maka peneliti dapat mengambil sampel dengan cara ini.Prosedurnya :
1. Siapkan “sampling frame”
2. Bagi sampling frame tersebut berdasarkan strata yang dikehendaki
3. Tentukan jumlah sampel dalam setiap stratum
4. Pilih sampel dari setiap stratum secara acak.
3.Cluster Sampling atau Sampel Gugus
Teknik ini biasa juga diterjemahkan dengan cara pengambilan sampel berdasarkan gugus.Prosedur :
1. Susun sampling frame berdasarkan gugus – Dalam kasus di atas, elemennya ada 100 departemen.
2. Tentukan berapa gugus yang akan diambil sebagai sampel
3. Pilih gugus sebagai sampel dengan cara acak
4. Teliti setiap pegawai yang ada dalam gugus sample
4. Systematic Sampling atau Sampel Sistematis
Jika peneliti dihadapkan pada ukuran populasi yang banyak dan tidak memiliki alat pengambil data secara random, cara pengambilan sampel sistematis dapat digunakan. Cara ini menuntut kepada peneliti untuk memilih unsur populasi secara sistematis, yaitu unsur populasi yang bisa dijadikan sampel adalah yang “keberapa”. Prosedurnya :
5. Susun sampling frame
6. Tetapkan jumlah sampel yang ingin diambil
7. Tentukan K (kelas interval)
8. Tentukan angka atau nomor awal di antara kelas interval tersebut secara acak atau random – biasanya melalui cara undian saja.
9. Mulailah mengambil sampel dimulai dari angka atau nomor awal yang terpilih.
10. Pilihlah sebagai sampel angka atau nomor interval berikutnya

pengantar metodologi riset

I. RISET

A. Pengertian Riset dan Pengetahuan Ilmiah

Pengetahuan disebut ilmiah jika dipenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

  1. Bersifat obyektif
  2. Bersifat luas
  3. Bersifat dalam
  4. Bersifat dalam
  5. Dapat diabstrasikan
  6. Dapat dikonkretisasi
  7. Berupa sistem
  8. Berkembang
  9. Memiliki disiplin dan metodis instrumentalis

B. Kriteria Riset Ilmiah

Menurut Nazir (1988) metode ilmiah harus mempunyai kriteria sbb :

  1. Berdasarkan pada fakta
  2. bebas dari prasangka
  3. menggunakan analisis
  4. menggunakan hipotesis
  5. menggunakan ukuran yang objektif
  6. menggunakan teknik kuantifikasi

Fakta jika dalam bentuk peristiwa harus memiliki unsur :

  1. Adanya subjek yang menimbulkan peristiwa
  2. adanya peristiwa
  3. adanya waktu dan tempat kejadian
  4. adanya objek yang diakibatkan oleh subjek yang menimbulkan peristiwa
  5. adanya latar muka kejadian
  6. adanya sebab-sebab kejadian
  7. adanya motif kejadian

C. Langkah-langkah Riset

  1. Mendefinisikan dan merumuskan masalah
  2. Melakukan studi kepustakaan
  3. Memformulasikan Hipotesis
  4. menentukan model
  5. Mengumpulkan data
  6. Mengolah dan menyajikan informasi
  7. Menganalisis dan menginterpretasi
  8. membuat generalisasi (kesimpulan) dan rekomendasi (saran)
  9. Membuat laporan

II. ETIKA DALAM RISET

Bagaimana hendaknya etika bagi peneliti/penilai suatu hasil riset terhadap responden, asisten dan klien.

  1. Etika peneliti pada responden

Dalam melakukan pengumpulan data, lindungi hak-hak responden, misalnya responden tidak akan merasa dirugikan, baik secara fisik maupun mental

  1. Etika Peneliti pada Klien

Klien berhak untuk mendapatkan hasil studi yang berkualitas.

  1. Etika peneliti pada asisten

Peneliti harus menuntut perilaku etis asisten. Perilaku asisten perilaku asisten dibawah pengawasan langsung peneliti sehingga jika asisten berbuat curang yang bertanggungjawab adalah peneliti.

  1. Etika Klien

Hendaknya klien tidak memaksakan peneliti untuk mengubah data.

III. Metode dan Desain Riset

A. Pemakaian Metode dan Desain riset

Beberapa literatur menyebutkan bahwa metode dan desain ini dianggap sama, tapi penulis mengikuti pendapat yang membedakan antara metode dengan desain, karena desain merupakan bagian dari keseluruhan metode riset.

B. Macam Metode Riset

  1. Metode sejarah

Kecenderungan metode ini bertumpu pada kegiatan mengevaluasi suatu objek seperti peristiwa atau tokoh masa lampau.

  1. Metode deskripitif

Menurut Traves (1978) metode ini bertujuan untuk menggambarkan sifat sesuatu yang tengah berlangsung pada saat riset dilakukan dan memeriksa sebab-sebab dari suatu gejala tertentu.

Menurut Consuelo (1988) metode deskriptif terdiri dari beberapa macam yaitu:

a. Studi kasus

Penelitian yang rinci mengenai suatu objek tertentu selama kurun waktu tertentu dengan cukup mendalam dan menyeluruh termasuk lingkungan dan kondisi masa lalunya.

b. Survei

Digunakan untuk mengukur gejala-gejala yang ada tanpa menyelidiki kenapa gejala-gejala tersebut ada.

c. Riset Pengembangan

Penelitian ini berguna untuk memperoleh informasi tentang perkembangan suatu objek dalam waktu tertentu.

d. Riset lanjutan (follow up)

Riset ini dilakukan setelah bila peneliti hendak mengetahui perkembangan lanjutan dari setelah diberikan perlakuan tertentu atau setelah kondisi tertentu.

e. Riset Dokumen (content analysis)

Penelitian dengan pengujian arsip dan dokumen.

f. Riset Kecenderungan (Trend Analysis)

Suatu penelitian yang bertujuan melihat kondisi yang akan datang dengan melakukan proyeksi atau ramalan.

g. Riset Korelasi

Penelitian yang dirancang untuk menentukan tingkat hubungan variabel-variabel yang berbeda dalam suatu populasi.

3. Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap yang diambil sebelum eksperimen dilakukan agar data yang semestinya diperlukan dapat diperoleh. Variabel bebas dijadikan sebagai variabel eksperimen. Ary (1994) mengatakan bahwa konsep eksperimen dibagi dalam 3 kelompok yaitu :

a. variabel bebas adalah variabel yang dimanipulasi
b. semua variabel kecuali variabel terikat adalah konstan
c. pengaruh pemanipulasian variabel bebas atas variabel terikat dapat diamati atau diukur.

4. Metode Kausal-Komparatif (ex-post Facto)

Menurut Gay (1976) penelitian ini berjalan dengan cara menentukan akibat menemukan sebab.

5. Metode Partisipatory

Metode partisipatory memiliki beberapa prinsip yang harus dipenuhi, antara lain ia memiliki implikasi ideologi, memberikan manfaat langsung kepada masyarakat, melibatkan semua partisipan yang terlibat dalam riset dimana mereka sadar.

C. Macam desain riset

1. Desain dalam merencanakan Penelitian
2. Desain dalam melaksanakan penelitian

a. desain sampel
b. desain instrumen
c. desain analisis
d. desain administrasi

D. Desain untuk riset kuantitatif dan kualitatif

Penelitian kualitatif umumnya sulit diberi pembenaran secara matematik, ia lebih kepada penyampaian perasaan atau wawasan yang datanya diambil berdasarkan sampel. Penelitian kuantitatif lebih berdasarkan kepada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan penaksiran kuantitatif yang kokoh.

Sumber:

http://kampungonline.com/2008/08/pengantar-metodologi-riset/

PENYEBAB INFLASI DI INDONESIA

Krisis moneter yang melanda negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia, telah menyebabkan rusaknya sendi-sendi perekonomian nasional. Krisis moneter menyebabkan terjadinya imported inflation sebagai akibat dari terdepresiasinya secara tajam nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, yang selanjutnya mengakibatkan tekanan inflasi yang berat bagi Indonesia.
Fenomena inflasi di Indonesia sebenarnya semata-mata bukan merupakan suatu fenomena jangka pendek saja dan yang terjadi secara situasional, tetapi seperti halnya yang umum terjadi pada negara-negara yang sedang berkembang lainnya, masalah inflasi di Indonesia lebih pada masalah inflasi jangka panjang karena masih terdapatnya hambatan-hambatan struktural dalam perekonomian negara. Dengan demikian, maka pembenahan masalah inflasi di Indonesia tidak cukup dilakukan dengan menggunakan instrumen-instrumen moneter saja, yang umumnya bersifat jangka pendek, tetapi juga dengan melakukan pembenahan di sektor riil, yaitu dengan target utama mengeliminasi hambatan-hambatan struktural yang ada dalam perekonomian nasional..
Banyak study mengenai inflasi di negara-negara berkembang, menunjukan bahwa inflasi bukan semata-mata merupakan fenomena moneter, tetapi juga merupakan fenomena struktural atau cost push inflation. Hal ini disebabkan karena struktur ekonomi negara-negara berkembang pada umumnya yang masih bercorak agraris. Sehingga, goncangan ekonomi yang bersumber dari dalam negeri, misalnya gagal panen (akibat faktor eksternal pergantian musim yang terlalu cepat, bencana alam, dan sebagainya), atau hal-hal yang memiliki kaitan dengan hubungan luar negeri, misalnya memburuknya term of trade; utang luar negeri; dan kurs valuta asing, dapat menimbulkan fluktuasi harga di pasar domestik.
Fenomena struktural yang disebabkan oleh kesenjangan atau kendala struktural dalam perekonomian di negara berkembang, sering disebut dengan structural bottlenecks. Strucktural bottleneck terutama terjadi dalam tiga hal, yaitu :
1. Supply dari sektor pertanian (pangan) tidak elastis. Hal ini dikarenakan pengelolaan dan pengerjaan sektor pertanian yang masih menggunakan metode dan teknologi yang sederhana, sehingga seringkali terjadi supply dari sector pertanian domestik tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaannya.
2. Cadangan valuta asing yang terbatas (kecil) akibat dari pendapatan
ekspor yang lebih kecil daripada pembiayaan impor. Keterbatasan cadangan valuta asing ini menyebabkan kemampuan untuk mengimpor barang-barang baik bahan baku; input antara; maupun barang modal yang sangat dibutuhkan untuk pembangunan sektor industri menjadi terbatas pula. Belum lagi ditambah dengan adanya demonstration effect yang dapat menyebabkan perubahan pola konsumsi masyarakat. Akibat dari lambatnya laju pembangunan sektor industri, seringkali menyebabkan laju pertumbuhan supply barang tidak dapat mengimbangi laju pertumbuhan permintaan.
3. Pengeluaran pemerintah terbatas. Hal ini disebabkan oleh sektor penerimaan rutin yang terbatas, yang tidak cukup untuk membiayai pembangunan, akibatnya timbul defisit anggaran belanja, sehingga seringkali menyebabkan dibutuhkannya pinjaman dari luar negeri ataupun mungkin pada umumnya dibiayai dengan pencetakan uang (printing of money).
Dengan adanya structural bottlenecks ini, dapat memperparah inflasi di Negara berkembang dalam jangka panjang, oleh karenanya fenomena inflasi di negara-negara yang sedang berkembang kadangkala menjadi suatu fenomena jangka panjang, yang tidak dapat diselesaikan dalam jangka waktu yang pendek.
Berbeda dengan kaum monetaris yang memandang inflasi sebagai fenomena moneter, yang disebabkan oleh ketidakseimbangan dalam sektor moneter akibat dari ekspansi jumlah uang beredar, kaum neo-structuralist menekankan pada struktur sektor keuangan. Dasar pemikiran kaum neo-structuralist ini adalah pengaruh uang terhadap perekonomian terutama ditransmisikan dari supply side atau produksi. Menurut pemikiran kaum neo-structuralist, uang merupakan salah satu faktor penentu investasi dan produksi. Bila jumlah uang yang tersedia untuk investasi melimpah, menyebabkan harga uang (suku bunga) akan murah, maka volume investasi akan meningkat. Dengan meningkatnya volume investasi, volume produksi juga akan meningkat. Sehingga, penawaran barang meningkat, yang pada gilirannya akan menekan tingkat inflasi. Dengan dasar pemikiran yang seperti ini, timbul pendapat bahwa deregulasi di sektor finansial dan peningkatan jumlah uang beredar akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi seraya menekan inflasi.
Kaum strukturalis berpendapat, bahwa selain harga komoditi pangan, penyebab utama terjadinya inflasi di negara-negara berkembang adalah akibat inflasi dari luar negeri (imported inflation). Hal ini disebabkan antara lain oleh harga barang-barang impor yang meningkat di daerah asalnya, atau terjadinya devaluasi atau depresiasi mata uang di negara pengimpor. Menurut kesimpulan dari penelitian M.N. Dalal dan G. Schachter (1988), bila kontribusi impor terhadap pembentukan output domestik sangat besar, yang artinya sifat barang impor tersebut sangat penting terhadap price behaviour di negara importir, maka kenaikan harga barang impor akan menyebabkan tekanan inflasi di dalam negeri yang cukup besar. Selain itu, semakin rendah derajat kompetisi yang dimiliki oleh barang impor (price inelastic) terhadap produk dalam negeri, akan semakin besar pula dampak perubahan harga barang impor tersebut terhadap inflasi domestik.
Sumber
http://www.blogcatalog.com/blog/jurnal-akuntansi

INDONESIA PEMENANG DARI KRISIS EKONOMI GLOBAL

JAKARTA - Krisis ekonomi global yang terjadi sekarang ini nampaknya merupakan sebuah proses dalam mencari 'keseimbangan baru' di dunia. Dan sebagai sebuah proses pasti ada yang unggul (winners) dan ada juga yang malah meredup (loosers).

Menurut ekonom dari UBS Investment Research, Andrew Cates dalam laporan terbaru 'Tectonic Economics', negara-negara yang ekonominya melaju dengan cepat, akan menjadi winners akan membantu untuk terwujudnya keseimbangan baru tersebut.

"Negara-negara yang tengah maju dengan pesat dan memiliki perekonomian yang besar seperti China, Brazil atau Indonesia mempunyai potensi struktural untuk membantu menyeimbangkan perekonomian global. Begitu juga dengan Jepang," kata Andrew dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (26/2/2010).

Dalam laporannya tersebut, ia membuat indeks yang mengidentifikasi negara-negara 'Pemenang' (winners) dan negara-negara yang 'Kalah' (losers) dari keseimbangan baru tersebut. Ini bukan hanya menggambarkan re-distribusi pertumbuhan dalam ekonomi dunia, tetapi juga di mana ekuitas dan nilai tukar yang nyata berada.

"Yang termasuk dalam kategori negara-negara Pemenang adalah China, India, dan Indonesia yang merupakan negara dengan ekonomi terbesar di Asia, bersama dengan Filipina dan Malaysia. Dari Amerika Latin, Brazil, Meksiko dan Argentina juga berkerja dengan baik," imbuh dia.

Sementara itu yang masuk dalam kategori 'kalah' adalah negara-negara di Eropa Timur dan Barat dengan Jerman sebagai pengecualian.

Dia juga menyimpulkan bahwa nilai tukar yang tidak konsisten bukan penyebab utama dari ketidakseimbangan ekonomi dunia. Akan tetapi, pertumbuhan produktivitas diferensial, demografi, insentif tabungan dan investasi serta ketidakpastian merupakan sumber permasalahannya.

Akan tetapi keseimbangan, jika hal ini terjadi, akan menuntut biaya. Merosotnya permintaan di Amerika Serikat dan sebagian besar negara-negara di Eropa( Barat dan Timur), tidak dapat dihindari akan menyebar tempat lain. Keseimbangan, dengan segala kemungkinan, akan didampingi dengan pertumbuhan ekonomi global moderat di sepuluh tahun kedepan.

sumber

http://economy.okezone.com/read/2010/02/26/320/307361/indonesia-pemenang-dari-krisis-ekonomi-global

Riset Ilmiah

Pengertian Riset menurut beberapa sumber :

Dalam kamus Webster,yang dimasud Riset adalah memeriksa atau mencari kembali.

Ndraha (1981) mengartikan Riset sebagai suatu pemeriksaan atau pengujian yg teliti dan kritis dalam mencari fakta.

Nazir (1988) mendefinisikan Riset lebih jelas yaitu suatu usaha untuk menemukan suatu hal dengan metode yg ilmiah. Oleh karena itu,riset memiliki 3 unsur penting yaitu sasaran,usaha untuk mencapai sasaran serta metode ilmiah.

Jadi, menurut pendapat saya Riset Ilmiah disebut sebagai hasil berpikir ilmiah dalam menyediakan informasi yg efektif dan efisien bagi pengguna dalam rangka pemeriksaan atau pengujian yg teliti dan kritis dalam mencari fakta.

HAL PENTING RISET ILMIAH ADALAH:

  • OBSERVASI LANGSUNG TERHADAP FENOMENA (DIRECT OBSERVATION OF PHENOMENA)
  • VARIABE-VARIABEL, METODE-METODE DAN PROSEDUR-PROSEDUR RISET DIDEFINISIKAN DENGAN JELAS (CLEARLY DEFINED VARIABLE, METHODS AND PROCEDURES).
  • HIPOTESIS-HIPOTESIS DIUJI SECARA EMPIRIK (EMPIRICALLY TESTABLE HYPOTHESES).