pi bab2

BAB II
LANDASAN TEORI


2.1Pengertian Akuntansi Biaya dan Biaya

2.1.1Pengertian Akuntansi Biaya

Akuntansi adalah bidang khusus yang mencatat, menghitung, menganalisa dan mengawasi serta melaporkan pada manajemen tentang biaya produksi. Tujuan pokok akuntansi biaya dapat mencapai tujuan tersebut, biaya yang di keluarkan oleh perusahaan atau terjadi dalam perusahaan harus digolongkan atau di kelompokkan sehingga dapat di tentukan biaya per-unitnya.
Pengertian Akuntansi Biaya : “Proses pencatatan, pengolongan, peringkasan dan penyajian biaya pembuatan dan penjualan produk atau jasa dengan cara-cara tertentu, serta penafsiran terhadapnya”. (Mulyadi, 1993, 6)
Tiga tujuan pokok proses akuntansi biaya :
1.Penentuan harga pokok persatuan produk.
2.Pengendalian produk.
3.Pengambilan keputusan.
Proses akuntansi biaya dapat di tujukan untuk memenuhi kebutuhan pemakai luar perusahaan untuk memenuhi tujuannya, akuntansi biaya mencatat, menggolongkan dan meringkas biaya-biaya pembuatan produk atau penyerahan jasa. Biaya dikumpulkan di sajikan adalah biaya yang telah terjadi di masa lalu atau biaya historis.
2.1.2Pengertian Biaya

Pengartian biaya dalam buku akuntansi biaya adalah : “Objek dari kagiatan akuntansi biaya. Biaya adalah pengorbanan sumber ekonomi yang di ukur dalam satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi untuk tujuan tertentu ”. (Mulyadi, 1993, 8).
Pengertian biaya dalam buku harga pokok I adalah : “Biaya yaitu pengorbanan yang secara ekonomis tidak dapat di hindarkan untuk memproduksi barang’’. (Soemita Adikoesoemah, 1982, 72).
Dari definisi tersebut yang termasuk pengorbanan sumber daya ekonomis di bedakan berdasarkan :
Pengorbanan yang telah terjadi.
Pengorbanan yang mempunyai kemungkinan akan terjadi.
Pengertian dari pengorbanan itu sendiri dalam Teori Ilmu Biaya dan Neraca yaitu : “Pengorbanan-pengorbanan yang tidak dapat di hindarkan dan dapat di duga terlebih dahulu untuk tidak semuanya di anggap sehingga biaya, pengorbanan-pengorbanan ini hanya dapat di angap sebagai biaya-biaya jika hubungannya antara pangorbanan dan proses produksi dapat di tetapkan berapa besarnya pengorbanan-pengorbanan yang dapat di bedakan pada proses produksi”. (Soemita Adi koesoemah, 1977, 22).
Pengorbanan yang merupakan biaya yang di angap sebagai harga pokok yang di bebankan dalam kalkulasi harga pokok produksi sebagai berikut :
1.Pemakaian bahan mentah .
2.Pemakaian bahan mentah yang telah terjadi .
3.Pemakaian upah tenaga kerja.
4.Pemeliharaan mesin.

Dari pengertian-pengertian biaya tersebut di atas dapat di simpulkan bahwa biaya adalah nilai dari kekayaan perusahaan (nilai pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu yang berguna untuk masa yang akan datang) atau sesuatu pengorbanan untuk mendapatkan suatu yang bermanfaat.

2.2Pengertian Produk Bersama, Produk Sekutu, dan Produk Sampingan

Produk bersama adalah beberapa macam produk yang dihasilkan bersama atau serempak dengan menggunakan suatu macam atau beberapa macam bahan baku, tenaga kerja dan fasilitas pabrik yang sama dan masukan (input) tersebut tidak dapat diikuti jejaknya pada setiap macam produk tertentu (R.A. Supriyono, 1997, 238).
Produk bersama (Joint-product) adalah dua produk atau lebih yang diproduksi lebih secara serentak dengan serangkaian proses dengan proses gabungan. (Mulyadi, 1993, 358)
Produk sekutu adalah satu atau beberapa produk atau lebih yang diproduksi pada waktu yang bersamaan, tetapi tidak dari kegiatan pengolahan yang sama atau tidak berasal dari bahan baku yang sama.(Mulyadi, 1993, 359).
Produk sekutu (Co-product) adalah beberapa macam produk yang dihasilkan dalam waktu yang sama, tetapi tidak dari proses pengolahan yang sama atau tidak dari bahan baku yang sama. (R.A. Supriyono, 1997, 238).
Produk sampingan adalah satu atau beberapa produk yang bernilai total relatif kecil dan diproduksi secara berbarengan dengan produk yang mempunyai nilai lebih besar. (Matz, Acdolph and Usry, Milton, 1995, 132).
Produk sampingan (By-product) adalah produk yang diproduksi bersama-sama dengan produk lain tetapi mempunyai harga jual yang relatif lebih rendah dari produk lainnya. (Simangunsong, 1994, 107)
2.3Karakteristik Produk bersama, Produk Sampingan dan Produk Sekutu

Produk bersama dan produk sekutu memiliki karakteristik sebagai berikut :
a.Produk bersama dan produk sekutu merupakan tujuan utama kegiatan produksi.
b.Harga jual produk bersama atau produk sekutu relatif tinggi bila dibandingkan dengan produk sampingan yang dihasilkan pada saat yang sama.
c.Dalam mengolah produk bersama tertentu produsen tidak dapat menghindarkan diri untuk menghasilkan semua jenis produk bersama.

Produk sampingan dapat digolongkan sesuai dengan dapat tidaknya prduk tersebut dijual pada saat terpisah dari produk utama (Main-produk).
a.Produk sampingan yang dapat dijual setelah terpisah dari produk utama, tanpa memerlukan pengolahan lebih lanjut.
b.Produk sampingan yang memerlukan proses pengolahan lebih lanjut setelah terpisah dari produk utama.

2.4Metode Alokasi Biaya Bersama

Biaya bersama dapat dialokasikan kepada tiap-tiap produk bersama dengan menggunakan salah satu dari empat metode dibawah ini :
1.Metode Nilai Jual Relatif.
Metode ini banyak digunakan untuk mengalokasikan biaya bersama kepada produk bersama. Dasar pikiran metode ini adalah bahwa harga jual suatu produk merupakan perwujudan biaya-biaya yang dikeluarkan dalam mengolah produk tersebut.
Rumus :

2.Metode Satuan Fisik.
Metode ini mencoba menentukan harga produk bersama sesuai dengan manfaat yang ditentukan oleh masing-masing produk akhir. Dalam metode ini biaya bersama dialokasikan kepada produk atas dasar koefisien fisik yaitu kuantitas bahan baku yang terdapat dalam masing-masing produk.
Rumus :

3.Metode Rata-rata Biaya Per-Satuan.
Metode ini hanya dapat digunakan bila produk bersama yang dihasilkan diukur dalam satuan yang sama. Pada umumnya metode ini digunakan oleh perusahaan yang menghasilkan beberapa macam produk yang sama dari satu proses bersama tetapi mutunya berlainan.
Rumus :

4.Metode Rata-rata Tertimbang.
Dalam metode ini, kuantitas produksi dikalikan dengan angka penimbang dan hasil kalinya baru pakai sebagai dasar alokasi. Penentuan angka penimbang untuk tiap-tiap produk didasarkan pada jumlah bahan yang dipakai, sulitnya pembuatan produk , waktu yang dikomsumsi dan pembedaan jenis tenaga kerja yang dipakai untuk jenis produk yang dihasilkan. Jika yang dipakai sebagai angka penimbang adalah harga jual produk maka metode alokasinya disebut metode nilai jual relatif.(Mulyadi, 1993, 360)
Rumus :


2.5Metode Penentuan Harga Jual

Keputusan manajemen untuk harga jual pada produknya yang profitable dan marketable adalah salah satu kebijaksanaan yang penting dalam manajemen perusahaan. Sedangkan harga jual sendiri merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi berhasil atau gagalnya usaha perusahaan.
Ada 4 metode penentuan harga jual yang umum dipergunakan, yaitu :
1.Gross Margin Pricing.
Metode penentuan harga jual dengan proses margin pricing pada umumya tepat digunakan oleh perusahaan ini tidak membuat sendiri produk yang dijual sehingga tidak banyak aktiva tetap.
Dalam metode ini, penentuan harga jual di lakukan dengan cara menentukan persentase tertentu (mark up ) diatas harga (cost) produk yang dibeli. Penentuan harga jual dengan metode ini penentuannya relatif mudah yaitu dengan menentukan cost barang yang dijual ditambah mark up yang diinginkan perusahaan.
Dirumuskan sebagai berikut :


2.Direct Cost Pricing
Penentuan harga jual dalam metode direct cost pricing didasarkan pada jumlah biaya variabel ditambah dengan persentase laba yang diinginkan. Metode ini umumnya digunakan pada perussahaan yang menjual produknya di pasar persaingan sempurna. Metode ini juga di kenal dengan “Marginal Income Pricing” karena hanya memperhitungkan biaya-biaya yang berhubungan secara proporsional dengan volume/penjualan sehingga menghasilkan marginal income.
Dirumuskan sebagai berikut :



3.Full Cost Pricing
Penentuan harga jual dengan metode ini hampir sama dengan penentuan harga jual dengan direct cost princing. Perbedaannya terletak pada dasar pembebanan costnya kalau dalam direct cost pricing hanya biaya-biaya variabel saja sebagai dasar perhitungan harga jual tetapi dalam metode ini semua jenis biaya dipakai sebagai dasar untuk menentukan harga jual. Jadi semua biaya untuk membuat produk tersebut dihitung dengan ditambah persentase laba yang diinginkan untuk menutup biaya operasi dan laba yang diinginkan.
Dirumuskan sebagai berikut :


4.Time and Material Pricing.
Dalam ini harga jual di tentukan berdasarkan tarif tertentu yang ditentukan dari upah langsung dan tarif lainnya dari bahan baku masing–masing. Tarif ini di jadikan satu di tambah jumlah tertentu dari biaya tak langsung serta laba yang diinginkan. Metode ini digunakan pada perusahaan jasa seperti reparasi mobil, percetakan, konveksi dan juga perusahaan profesional seperti kantor notaris, konsultan dan sebagianya. (Mas’ud Machfoedz,1991, 1252)



2.6Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kebijaksanaan Harga Jual

Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi penentuan harga jual baik dipandang dari barang yang akan dijual atau pasarnya dan tak kalah pentingnya adalah biaya untuk membuat barang tersebut.
Faktor-faktor yang mempengaruhi harga jual antara lain :
1.Faktor Laba, meliputi :
a.Apakah pengembalian modal sudah mencukupi
b.Berapa laba yang di butuhkan untuk membayar deviden.
c.Berapa laba yang dibutuhkan untuk perluasan (ekspansi)
d.Berapa trend penjualan yang dinginkan.
2.Faktor Produk atau penjualan produk, meliputi :
a.Apakah volume penjualan tersebut betul-betul bisa direalisir.
b.Apakah ada diskriminasi harga.
c.Apakah ada kapasitas menganggur.
d.Apakah harga tersebut logis untuk diterapkan.
3.Faktor biaya dan produk, meliputi :
a.Apakah harga tersebut merupakan harga pertama.
b.Apakah penggunaan modal sudah efektif.
c.Apakah ada biaya bersama karena ada produk campuran
(biayanya menjadi satu untuk lebih dari satu produk).
4.Faktor dari luar perusahaan (konsumen), meliputi :
a.Siapa langganan yang akan dicapai, muda/mudi, orang tua, orang kaya,, orang sederhana dan sebagainya.
b.Apakah produknya di pasar yang homogen atau heterogen.
c.Persaingan tajam atau tidak.
(Mas’ud Machfoedz, 1991, 242)

2.7Biaya Bersama Dan Keputusan Manajemen

Setelah diuraikan diatas dengan berbagai alokasi biaya bersama kepada berbagai macam produk bersama, jelas tampak bahwa dasar yang dipakai untuk alokasi tidak menggambarkan aliran biaya bersama tersebut kedalam tiap-tiap jenis produk. Oleh karena itu tujuan alokasi biaya bersama adalah untuk penghitungan laba, agar dapat diketahui berapa kontribusi masing-masing produk bersama terhadap seluruh laba yang diperoleh perusahaan.

0 Response to "pi bab2"

Posting Komentar